•5/29/2009
Doa Supermie ini bukannya doa untuk memohon Supermie, melainkan adalah doa instant, sama seperti doa Mc Donald. Dimana doa tsb hanya di baca atau keluar begitu saja dari mulut, seperti air leding dari kran, tanpa kita mudeng ato mengerti maupun menghayatinya apa yg kita ucapkan di dlm doa tsb.
Kita panjatkan doa Supermie, tiap hari keatas ber-kali2 dlm sehari, bahkan bukan hanya sehari atau dua hari saja bahkan ber-tahun2. Kita sudah hafal isi txt doa tsb sehingga pada saat kita lagi tidur pun, kita bisa mengucapkannya begitu saja tanpa harus di pikirkannya lagi.
Jawablah dgn jujur berapa ribu kali sudah kita berdoa, dimana kita hanya nyerocos mengucapkan text nya begitu saja, tanpa pikiran maupun hati kita menyatu di dlm doa tsb. Tidak ada bedanya seperti menyanyi, maka dari itu daripada berdoa mungkin lebih baik kita menyanyi “Lord Prayer” , toh kita hanya nyerocos begitu saja, tanpa otak maupun hati!
Bahkan dahulu orang2 Kristen berdoa dgn menggunakan kata2 dlm bhs Yunani maupun bhs Latin, ini menurut pendapat saya lebih gawat lagi, karena banyak dari mereka tidak mengerti sama sekali dgn apa yg mereka ucapkan, sama seperti si Otong tetangga sekampung saya yg tidak menguasai bhs Inggris, tetapi ia menyanyikan lagu2 dari Michael Jackson tanpa ia sendiri mudeng arti dan maknanya. Jadi asal n’jeplak nyerocos begitu saja.
Jawablah dgn jujur, berapa kali hal ini terjadi di dlm kehidupan kita, dimana mulut kita berdoa mengucapkan “Bapak Kami”, tetapi pikiran kita sedang melayang ke “Perusahaan KAMI” ato “Keluarga KAMI”, “Bisnis KAMI” , “Proyek KAMI” dll-nya, bahkan ada orang yg menggunakan doa sebagai alat ukur waktu = “Stop watch”, jadi ia selalu merebus telor diwaktu pagi sambil berdoa “Bapak kami”, selesai doa, berarti selesai pula merebus telornya, jadi benar2 “just on time” gichu!
Terkadang suka tersirat di dlm pikiran saya, sebagai manusia: “Apakah kagak bosan tuh Sang Pencipta, mendengar doa yg isi text nya begi….itu aza terus, walaupun ini dipanjatkan dlm ribuan macam bahasa sekalipun juga?”
Coba saja Anda dengarkan lagu “Malam Kudus” sehari 10 kali terus menerus selama ber-tahun2, apakah kagak bakalan bosan ato mabok? Maka dari itu mungkin doa2 semacam begini akan langsung di “DEL” oleh Sang Pencipta.
Disamping itu harus diakui bahwa kita manusia jaman sekarang mempunyai mental supermie, yg segalanya ingin serba instant dan serba cepat, karena kita tidak mau repot maupun menunggu renungkanlah:
Ingin beli mobil, lansung kredit
Gaji kagak cukup, lansung nyolong
Stress dikit, langsung Exctasy
Kagak lulus,lansung beli ijazah
Kagak senang dgn Pdt, langsung pindah gereja
Kagak senang dgn pemerintah, lansgung demo
Kagak senang dgn istri, langsung WIL
Kagak senang dgn mang Ucup, langsung DEL
Oleh sebab itu bagaimana kalo kita mulai merenungkannya bersama agar “Doa Bapak Kami” ini tidak menjadi hanya sekedar Doa Supermie saja, melainkan benar2 bisa menjadi doa yg bermakna dan bisa lebih menyatu ke dalam hati maupun pikiran kita.
Bagaimana primitivnya pun satu bangsa di pelosok dunia ini, mereka akan selalu mempunyai kebutuhan dan keinginan untuk berdoa. Dan kenyataannya dari abad ke abad manusia yg berdoa itu tidak pernah berkurang bahkan selalu bertambah.
Sejak jaman purba, doa dilakukan bukan hanya oleh bangsa primitif saja, bahkan Pericles selalu mengawali setiap pidatonya dgn doa. Homer penyair kondang pada masa tsb, setiap sajaknya selalu dimulai dgn kata2 doa. Plato berkata: “Setiap cendekiawan akan memulai sesuatu dlm kehidupannya dgn mencari pertolongan kepada Allah terlebih dahulu”
Walaupun manusia sekarang telah mencapai abad teknologi yg serba canggih, tetapi kebutuhan untuk berdoa tetap selalu ada, bahkan semakin bertambah.
Berdoa bukanlah pekerjaan rodi, melainkan kebutuhan dan keinginan yg keluar dari hati nurani kita, sama seperti juga keinginan untuk berkomunikasi dgn orang yg kita kasihi. Maka dari itulah berbahagialah orang yg bisa berdoa. Kalau kita merasa terpaksa untuk berdoa lebih baik jangan berdoa sama sekali, sebab doa bukanlah kewajiban melainkan keinginan.
Orang yg berdoa adalah orang yg selalu menpunyai pengharapan kepada siapa ia masih bisa memohon dan mengharap, disamping itu kita akan selalu mempunyai tempat, kepada siapa kita bisa berbagi rasa suka maupun duka, bahkan dgn sabarnya Allah selalu mau mendengar keluhan maupun permohonan kita - Apa saja, Kapan saja dan Dimana saja - doa kita panjatkan, akan selalu didengar olehNya. Amin.
Sumber : http://indonesia.heartnsouls.com/cerita/f/c582.shtml (Kiriman: Reviana Freyou)
Kita panjatkan doa Supermie, tiap hari keatas ber-kali2 dlm sehari, bahkan bukan hanya sehari atau dua hari saja bahkan ber-tahun2. Kita sudah hafal isi txt doa tsb sehingga pada saat kita lagi tidur pun, kita bisa mengucapkannya begitu saja tanpa harus di pikirkannya lagi.
Jawablah dgn jujur berapa ribu kali sudah kita berdoa, dimana kita hanya nyerocos mengucapkan text nya begitu saja, tanpa pikiran maupun hati kita menyatu di dlm doa tsb. Tidak ada bedanya seperti menyanyi, maka dari itu daripada berdoa mungkin lebih baik kita menyanyi “Lord Prayer” , toh kita hanya nyerocos begitu saja, tanpa otak maupun hati!
Bahkan dahulu orang2 Kristen berdoa dgn menggunakan kata2 dlm bhs Yunani maupun bhs Latin, ini menurut pendapat saya lebih gawat lagi, karena banyak dari mereka tidak mengerti sama sekali dgn apa yg mereka ucapkan, sama seperti si Otong tetangga sekampung saya yg tidak menguasai bhs Inggris, tetapi ia menyanyikan lagu2 dari Michael Jackson tanpa ia sendiri mudeng arti dan maknanya. Jadi asal n’jeplak nyerocos begitu saja.
Jawablah dgn jujur, berapa kali hal ini terjadi di dlm kehidupan kita, dimana mulut kita berdoa mengucapkan “Bapak Kami”, tetapi pikiran kita sedang melayang ke “Perusahaan KAMI” ato “Keluarga KAMI”, “Bisnis KAMI” , “Proyek KAMI” dll-nya, bahkan ada orang yg menggunakan doa sebagai alat ukur waktu = “Stop watch”, jadi ia selalu merebus telor diwaktu pagi sambil berdoa “Bapak kami”, selesai doa, berarti selesai pula merebus telornya, jadi benar2 “just on time” gichu!
Terkadang suka tersirat di dlm pikiran saya, sebagai manusia: “Apakah kagak bosan tuh Sang Pencipta, mendengar doa yg isi text nya begi….itu aza terus, walaupun ini dipanjatkan dlm ribuan macam bahasa sekalipun juga?”
Coba saja Anda dengarkan lagu “Malam Kudus” sehari 10 kali terus menerus selama ber-tahun2, apakah kagak bakalan bosan ato mabok? Maka dari itu mungkin doa2 semacam begini akan langsung di “DEL” oleh Sang Pencipta.
Disamping itu harus diakui bahwa kita manusia jaman sekarang mempunyai mental supermie, yg segalanya ingin serba instant dan serba cepat, karena kita tidak mau repot maupun menunggu renungkanlah:
Ingin beli mobil, lansung kredit
Gaji kagak cukup, lansung nyolong
Stress dikit, langsung Exctasy
Kagak lulus,lansung beli ijazah
Kagak senang dgn Pdt, langsung pindah gereja
Kagak senang dgn pemerintah, lansgung demo
Kagak senang dgn istri, langsung WIL
Kagak senang dgn mang Ucup, langsung DEL
Oleh sebab itu bagaimana kalo kita mulai merenungkannya bersama agar “Doa Bapak Kami” ini tidak menjadi hanya sekedar Doa Supermie saja, melainkan benar2 bisa menjadi doa yg bermakna dan bisa lebih menyatu ke dalam hati maupun pikiran kita.
Bagaimana primitivnya pun satu bangsa di pelosok dunia ini, mereka akan selalu mempunyai kebutuhan dan keinginan untuk berdoa. Dan kenyataannya dari abad ke abad manusia yg berdoa itu tidak pernah berkurang bahkan selalu bertambah.
Sejak jaman purba, doa dilakukan bukan hanya oleh bangsa primitif saja, bahkan Pericles selalu mengawali setiap pidatonya dgn doa. Homer penyair kondang pada masa tsb, setiap sajaknya selalu dimulai dgn kata2 doa. Plato berkata: “Setiap cendekiawan akan memulai sesuatu dlm kehidupannya dgn mencari pertolongan kepada Allah terlebih dahulu”
Walaupun manusia sekarang telah mencapai abad teknologi yg serba canggih, tetapi kebutuhan untuk berdoa tetap selalu ada, bahkan semakin bertambah.
Berdoa bukanlah pekerjaan rodi, melainkan kebutuhan dan keinginan yg keluar dari hati nurani kita, sama seperti juga keinginan untuk berkomunikasi dgn orang yg kita kasihi. Maka dari itulah berbahagialah orang yg bisa berdoa. Kalau kita merasa terpaksa untuk berdoa lebih baik jangan berdoa sama sekali, sebab doa bukanlah kewajiban melainkan keinginan.
Orang yg berdoa adalah orang yg selalu menpunyai pengharapan kepada siapa ia masih bisa memohon dan mengharap, disamping itu kita akan selalu mempunyai tempat, kepada siapa kita bisa berbagi rasa suka maupun duka, bahkan dgn sabarnya Allah selalu mau mendengar keluhan maupun permohonan kita - Apa saja, Kapan saja dan Dimana saja - doa kita panjatkan, akan selalu didengar olehNya. Amin.
Sumber : http://indonesia.heartnsouls.com/cerita/f/c582.shtml (Kiriman: Reviana Freyou)